Rabu, 20 Januari 2016

Hati Hati Sim Card GSM bisa di Kloning Sekarang !!



      Jika sebelumnya orang begitu percaya teknologi seluler berbasis GSM
(Global for Mobile System Communication) sangat aman dan tak bisa dikloning, kepercayaan itu runtuh. Nomor dalam kartu sim card ponsel GSM sangat mudah dikloning oleh sebuah alat sederhana buatan Taiwan.
       Konon, alat canggih yang sepintas mirip mainan anak-anak itu beredar sejak 6 bulan lalu. Namun, selama itu peredaran masih terbatas dan
sembunyi-sembunyi. Sekitar setengah bulan terakhirlah peredaran alat itu terbuka secara umum. Sedikitnya ada merek yang dijual bebas di pusat ponsel Roxy Mas yaitu ‘Sim Max’, dan ‘Sim Master 3’.
        Keduanya buatan Taiwan. Harganya berkisar antara Rp 1,1 juta hingga 1,5 juta per paket. Tiap paket alat terdiri dari sim card reader (semacam drive pembaca sim card), master sim berupa sim card kosong dengan kapasitas 12 nomor dan sebuah disc (CD) yang akan memproses proses transfer data melalui CD Room.
 
   
      Proses mengopi atau kloning satu nomor sangat sederhana, mirip transfer data dari satu disket ke komputer lalu setelah di-save ditransfer balik ke disket baru (kosong). Cukup disediakan seperangkat komputer, minimal dengan program Windows 95/98/2000/XP.
       Hubungkan sim card reader dengan PC. Masukkan sim card ke sim card reader. Setelah komputer dihidupkan, disc masukkan ke CD Room. Secara otomatis setup program Sim Max berlangsung. Ini disebut dengan program back up data, seluruh informasi data yang ada pada sim card ditransfer kemudian disimpan di hard disk komputer.
        Prosesnya tidak lama, yang lama adalah proses pembacaan enkripsi oleh sim card reader yang bisa berlangsung antara 3-5 jam. Setelah seluruh informasi dan data di sim card induk terbaca dan disimpan pada hard discPC, untuk mengisi sim card kosong dengan nomor dan seluruh data di dalamnya, cukup dengan menempatkan sim card kosong itu ke sim card reader. Lalu, mengikuti seluruh petunjuk yang sudah disediakan.
       Dengan adanya alat yang oleh pembuatnya dinamai GSM Sim Back-up Tool itu, memungkinkan satu nomor ponsel bisa berada di banyak sim card yang berarti juga di banyak tangan. Sesuai dengan prinsip teknologi kloning, seluruh sifat, kemampuan, isi data, dan informasi nomor-nomor hasil gandaan/kloning sama persis dengan nomor induknya.
        Yang membedakannya hanya pada aspek legal sim card itu sendiri yang satu merupakan induk dan dibeli secara resmi di pedagang atau operator.
Sedangkan nomor lainnya hasil gandaan/kloning yang secara hukum belum jelas aturan mainnya.
      Meski demikian, pada saat aktif secara bersamaan, hanya satu nomor satu bisa menerima atau melakukan panggilan keluar. Siapa yang pertama menerima sinyal, itu sangat bergantung pada kedekatan si pengguna dengan jaringan operator, kekuatan sinyal, dan kualitas ponsel itu sendiri.

     Sedangkan beban pulsa, pada akhirnya akan ditanggung oleh pemilik sim card pertama. Dengan demikian, teknologi ini bisa memberi dampak negatif karena memancing munculnya aksi-aksi penipuan dan pembajakan nomor-nomorponsel oleh oknum tak bertanggung jawab.
        Bisa saja suatu saat ada pedagang yang berjiwa penjahat memborong banyak nomor ponsel. Sebelum dijual ke masyarakat, nomor-nomor tersebut dikloning terlebih dahulu secara massal untuk kemudian dijual.“Yang rugi akhirnya konsumen karena meski ponselnya tidak aktif tiba-tiba pulsanya habis karena dipakai oleh orang lain yang nomornya sama,” ujar Sutikno Teguh, seorang pengamat seluler asal Bandung.
        Atau bisa juga seseorang yang memang berjiwa jahat, meminjam nomor ponsel pascabayar teman, lalu dikloning untuk kemudian digunakan untuk komunikasi sehari-hari. Si pengkloning akan menikmati manfaat karena bisa menggunakan pulsa ponsel sebanyak-banyaknya tanpa harus bayar. Yang rugi adalah pemilik nomor induk yang tiap bulan harus menanggung beban membayar tagihan yang selalu membengkak karena digunakan oleh 2 orang.
     Memang, tidak hanya dampak negatif dari kemunculan alat pengganda sim card.
Ada banyak nilai positifnya bagi pengguna ponsel tertentu. Salah satunya penghematan dan efisiensi penggunaan sim card. Dengan kemampuan satu sim card master memuat 12 nomor, memungkinkan pengguna ponsel memiliki banyak nomor hanya dalam satu sim card dan satu ponsel.
       Apalagi untuk mengoperasikannya relatif mudah. Cukup dengan memfungsikan fitur Multi-Sim pada pesawat ponsel, pengguna bisa menggonta-ganti nomor mana saja tanpa harus membongkar pasang ponsel.
       Meski demikian, Teguh tetap mengingatkan masyarakat calon pengguna dan para pengguna ponsel agar lebih berhati-hati. Terutama saat membeli nomor prabayar, harus yakin betul siapa penjual atau pedagangnya. Jika mencurigakan, sebaiknya dihindari. “Sedangkan bagi pemilik nomor, jangan sekali-kali meminjamkan ke orang lain, apalagi pada orang yang tidak kita kenal, itu berbahaya,” ujar Teguh.

Sumber : info media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar