Rabu, 24 Februari 2016

Penyebab Tarikan Motor Injeksi Berkurang




       Motor brebet hingga putaran mesin tak stabil merupakan salah satu masalah yang kerap menyapa pemilik kendaraan, tak terkecuali sepeda motor. Umumnya, tarikan mesin yang tak stabil ini disebabkan sejumlah faktor. Semuanya akan bermasalah dan tentunya tak membuat nyaman saat berkendara.

     Masalah-masalah tersebut tak hanya dialami pada motor dengan sistem pembakaran karburator, meski sudah dibekali injeksi pun tak menjamin motor tersebut tak bermasalah pada tarikan gas yang tak stabil ini.

     Berikut penjelasan penyebab motor injeksi jadi kehilangan tenaga :

1. Saringan udara tidak berfungsi

Fungsi saringan atau filter udara adalah untuk menyaring agar udara yang masuk ke dalam ruang bakar tidak bercampur dengan partikel-partikel kotoran dan debu, agar campuran udara dan BBM lebih sempurna. Apabila kondisi filter udara kotor, maka akan berakibat pada tarikan gas motor jadi berat dan tidak stabil.

Motor juga akan mendadak mati atau mogok bila filter udara yang kotor hanya didiamkan saja. Filter udara menjadi kotor dapat disebabkan lingkungan yang berdebu dan usia pemakaian yang sudah lama.

2. Jarak renggang busi tidak tepat

Sebuah mesin membutuhkan busi dengan pengaturan kerenggangan yang sesuai, agar dapat bekerja dengan baik. Ukuran kerenggangan memengaruhi suhu pengapian busi, yang secara langsung akan berpengaruh terhadap pembakaran bahan bakar dan udara di dalam mesin.

Memperbesar kerenggangan busi akan menghasilkan percikan api yang lebih besar, yang dapat bermanfaat bagi beberapa mesin yang dimodifikasi guna memaksimalkan efisiensinya.

Sementara pemasangan busi yang tidak tepat dapat menyebabkan insulator retak, sedangkan cara pengencangan busi yang terlalu keras dapat menyebabkan ulir patah. Hal inilah yang menyebabkan tarikan gas tidak stabil pada motor injeksi.

3. Setelan klep tidak sesuai

Penyebab gas tidak stabil dapat juga diakibatkan oleh setelan klep yang tidak sesuai. Tekanan kompresi di dalam ruang bakar sangat dipengaruhi oleh penyetelan klep atau valve. Jika setelan klep terlalu rapat tidak sesuai standar, berarti klep cepat membuka dan lebih lama menutup.

Pembukaan yang lebih lama membuat gas lebih banyak masuk. Dan apabila setelan klep terlalu renggang berarti klep terlambat membuka dan cepat menutup. Apabila hal ini terjadi pada klep masuk, maka pemasukan campuran bahan bakar udara berlangsung cepat sehingga jumlah campuran yang masuk sedikit.

4. Putaran stasioner mesin kurang dari standar

Terlihat sepele namun bila diabaikan dapat berakibat tidak baik pada motor khususnya pada tarikan gas motor. Apabila putaran stasioner yang terlalu rendah, dapat menyebabkan tarikan gas motor tidak stabil.
Setelan putaran stasioner kurang dari standar menjadi penyebab utama dari tarikan gas tidak stabil. Dikarenakan perlunya alat untuk memperbaiki setelan putaran stasioner ini, disarankan membawa motor bengkel resmi untuk diservis.

5. Sensor injeksi rusak

Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar, dengan merubah partikel-partikel bahan bakar menjadi kabut. Namun bila injektornya kotor akibat mengkonsumsi bensin yang kurang bagus, dapat memengaruhi kualitas semprotan bensinnya. Efeknya, tarikan gas motor menjadi tidak stabil.

6. Kurang tekanan bahan bakar

Setiap motor injeksi dilengkapi dengan pompa bahan bakar atau fuel pump, dimana tekanan pompa bahan bakar dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan fuel pressure gauge.

Ukuran tekanan bahan bakar ini disesuaikan dengan tipe dari masing-masing sepeda motor itu sendiri. Apabila tekanan bahan bakar kurang dari standar akan menyebabkan tarikan gas tidak stabil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar