Untuk menghilangkan rasa pahit dari obat, terkadang orang mencari makanan atau minuman yang dapat menghilangkan rasa pahit itu. Tapi,tahukah Anda bahwa makanan atau minuman yang Anda konsumsi saat minum obat malah akan menimbulkan efek samping bagi tubuh Anda?
Interaksi obat dan makanan terjadi apabila makanan yang kita makan mempengaruhi kerja obat, kerja obat menjadi tidak efektif dan tidak tepat sasaran, dapat menimbulkan efek samping yang lebih parah, dan dampak buruk lainnya. Namun, tidak semua makanan yang kita konsumsi dapat mempengaruhi efektifitas obat di dalam tubuh, hanya obat-obatan tertentu saja dan ini patut kita ketahui.
Obat akan berinteraksi dengan makanan atau minuman berikut ini:
Jika anda sedang mengkonsumsi antibiotik, misalnya ampisilin, amoxilin, kloramfenikol, antibiotic golongan tetrasiklin dan fluorokuinolon (contoh: siprofloksasin) sebaiknya jangan minum susu.
Jika Anda tetap ingin minum susu juga tunggu sampai dua jam setelah atau sebelum minum obat. Susu dan produk olahannya serta suplemen; zinc, magnesium, zat besi, dapat menghambat penyerapan antibiotik. Antibiotik bila berikatan dengan zat-zat tersebut dapat membentuk zat yang tidak larut dan tidak dapat diserap oleh tubuh. Akibatnya, obat menjadi tidak manjur dan kesembuhan menjadi lama.
Sebenarnya tidak semua obat tidak baik dikonsumsi berbarengan dengan susu. Ada juga beberapa obat seperti obat-obat antiinflamasi non steroid seperti asetosal dan ibuprofen dianjurkan diminum bersama susu atau pada waktu makan. Meskipun mengurangi kerja obat, tetapi efeknya dapat melindungi iritasi lambung, dan ini dirasa lebih bermanfaat.
Buah yang kaya akan vitamin C ini tidak boleh dikonsumsi berbarengan dengan obat tekanan darah, kanker, dan penurun kolesterol statin, atau obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh pascatransplantasi organ.
Bahan kimia dalam jeruk, dapat menghapus sebuah enzim yang memecah obat dalam tubuh. Satu tablet obat dengan segelas jus jeruk juga ide yang buruk karena efeknya bisa seperti Anda menelan lima atau 10 tablet dengan segelas air.
Efek sampingnya dapat berbeda, tergantung obat yang Anda konsumsi. Namun secara umum, dapat menyebabkan perut mengalami pendarahan, denyut jantung berubah, kerusakan ginjal, bahkan kematian mendadak.
Selain itu, jeruk yang dikonsumsi bersamaan dengan obat anti inflamasi atau aspirin dapat memicu rasa panas dan asam di perut.
Kandungan kafein dalam kopi dapat meningkatkan resiko over dosis antibiotik tertentu (seperti enoxacin, ciprofloxacin, norfloksasin). Kejadian ini dapat menimbulkan halusinasi, tremor, dan palpitasi.
Kafein merangsang kinerja susunan saraf pusat. Jadi, ketika mengunakan obat-obat yang merangsang saraf pusat (seperti obat asma yang mengandung teofilin dan epinefrin) dapat meningkatkan efek stimulant sistem saraf pusat yang berlebihan.
Kandungan zat tannin yang terdapat dalam teh dapat mengikat senyawa aktif obat sehingga sukar untuk di absorpsi dan diserap tubuh.
Sayuran seperti brokoli, kubis, selada, bayam, dan alpukat sebaiknya dihindari ketika sedang meminum obat anti koagulan karena dapat mengurangi efektifas obat tersebut. Obat ini bekerja mengencerkan darah, sedangkan vitamin K dapat membekukan darah.
Mengonsumsi alkohol dengan obat anti histamin atau anti alergi (seperti obat alergi, flu, dan batuk) dapat menambah rasa kantuk dan memperlambat performa motoric dan mental. Selain itu juga, konsumsi alkohol yang bersamaan dengan parasetamol dapat meningkatkan kerusakan hati dan pendarahan lambung. Maka dari itu, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang mengandung alkohol berlebihan seperti tape ketan atau tape beras.
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar